Oleh: Chandra Krisnawan
Bangun dari tidur pendek
Sama gedung-gedung baru
Kental yang ditarik
Dari dasar tenggorokan
Jauh dilempar ke muka jalan
Ludahi tanya hari ini
Siang di emper toko mati
Beberapa pengendara menoleh
Lega terhindar sembur
Meski tak ada naga api
Rasa belum puas
Dia tinju lantai berulang
Lewat tangan telanjang
Mulutnya komat-kamit
Seolah hendak belah
Udara serta bumi
Tapi hari takkan rendah, sikutnya
Juga jarum jam
Arus di hadapan
Jalan-jalan dilebarkan
Tinggal yang kini berbenah
Gelang karet buat rambut
Dan tangan
Nanti jika dia bangkit
Tampak kelewat longgar
Pakaian melekat
Dari pemberian
Yang tak dicoba ukuran
Lalu juntai langkah
Seringan layang-layang
Hilang benang
Seolah tentang angkuh kota
Yang terus membangun
Tapi, sekali lagi, buat kesekian kali
Kental yang bersingungan
Hingga goncang dada
Dia tarik buat muka jalan
Sebelum tarik celana
Supaya lekat di pinggang
Lewat seutas rumput jepang
Surabaya, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar