Oleh: Chandra Krisnawan
Perempuan yang membawa dingklik
Duduk ditempias gelap palung-palung kota
Di atas duri dari batu-batu kerikil
Seberang pasar lama yang tersingkir
Karam desis besi-besi baja
Diluruskan kakinya di atas
kerikil-kerikil nasib
Matanya mencari-cari
Di antara tubuh yang dilumuri temaram
Menyeberangi dinding pembatas
Berkelit di kerumunan pasar malam
Sementara tumitnya diserahkan pada hitam
rel kereta
Malam selalu dingin bagi berahi lelaki
Embun waktu lingsir
Menggenangi pori-pori
Batu, besi, manusia,
Titik-titik api di warung
Dan perempuan yang membawa dingklik
Selalu saja pergi untuk duduk kembali
Di atas duri-duri
Surabaya, 05 February 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar