begitu tiba di pintu rumah
anakku tinggalkan mainannya
kaki-kaki kecilnya hampiri
sambil tanya:
“ayah pulang bawa apa?”
kurayu dia agar bawakan sepatuku
dengan tunjukkan tas kecilku
sigap pula dia ambil
sambil tertawa gembira
bayangkan sesuatu dalam tas
yang bakal didapat
sebentar lagi
istriku mendekat ingin tahu
aku rasa tertipu juga dia
dengan bujukanku
anakku kembali dari belakang
masih tertawa gembira
keriangan serupa ini tak boleh padam
aku kira lembar limaribu
yang dilempar seorang tuan
bisa jadi sumbu keceriaannya
setelah kalah dari gelanggang
kebahagiaan kecil serupa ini
tak layak disia-sia
kugendong saja dia yang mendekat
sambil serahkan lembar lima ribu
pada ibunya
masih ada sesuatu
meski isi tasku kosong
kusuruh mereka ke warung
buat beli tawa kecilku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar