kerna tangisnya tak didengar
dia iris kulit luar
dengan mulut-mulut parasit
yang hidup dari daging mati
dingin tak lagi menyayat
meski kantung plastik
yang selimuti koyak
kerna tangisnya tak didengar
dia titip pada angin luka terbuka
kembang di udara wangi rahim
sedang tawa dari mulut kecil
‘kan disimpan untuknya sendiri
tapi mata mungil bertanya selalu itu
tak hendak ditutup pada dunia
esok senyumnya ‘kan tegas
diayun tangan tak dikenal
lipatan kain basah darah
disalin dengan yang baru
warna putih bersih
kerna angin selalu tepat janji
tubuhnya yang terbungkus
dapat tempat hangat
berbaring di pangkuan bumi
tapi mata mungil bertanya selalu itu
ditinggal sama yang hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar