Jika tentang rindu kau bertanya
Kuriwayatkan buatmu, hikayat
Hikayat petani pinggir kota
Petani gurem petani tak bertanah
Sepanjang petang, berlilit kain kusam,
Tatap panjang pematang
–jalan setapak kecil di atasnya–
Tiada kerbau tiada mata bajak
Tiada batang-batang tegak
Desir padi karam terbenam
Dikubur roda bermuatan batu dan abu
Jika tentang rindu kau bertanya
Untukmu ‘kan kulukis
Lapis-lapis kesuburan tanah
Yang kini berdarah
Dibedah paku-paku beton
Dari bajah dan semen
Mesin-mesin produksi berderu
Roda-roda gigi berputar
Berputar dan berderu tanpa bertanya musim
Tangan-tangan buruh berpacu
Tangan-tangan petani memburuh
Lelah dan ngilu
Melirik detik setiap waktu
Tanpa bertanya jam!
Lalu menua tiba-tiba
Betapa hampa kerja tanpa mencipta
Jika tentang rindu kau bertanya
Tiada perlu kau ragu, dada ini
Sebut namamu, hatinya
Meski tangannya jabat petani pinggir kota
Yang direnggut angkuhnya industri
Dan serakahnya kapitalisme,
Tangan dan tanahnya
Surabaya, 15 January 2017
* Puisi ini terkumpul dalam antologi puisi "Seharusnya Kita Tak Saling Rindu" yang diterbitkan oleh Rumah Kayu Pubhlishing tahun 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar