Kusebut kau kekasih karena ada gua
Dalam dada di mana bertapa namamu di
dasarnyaSunyi dan gelap berkelambu perdu belukar
Diam beralas hening sempurna
Kusebut kau kekasih karena petani hutan
Diseret ke altar pengadilanTangannya yang lembut membelai bumi kesuburan
Dipaksa mengepal melawan pemerkosaan
Mesin-mesin industri bergerak
Roda-roda modal berarakMenginjak lahan-lahan subur di pegunungan kapur
Menginjak ladang-ladang sayur
Menginjak dan meremas pesta panen
Para petani
Amboi, adakah hasil bumi
Dimekarkan beton-beton semen yang dingin?
Kusebut kau kekasih karena rinduku
Adalah pledoi yang dinyanyikan petaniSuaranya ‘kan bergema
Menyigar dinding ruang dan masa
Menjadi kidung anak-anak di malam purnama
Menagih keadilan pada negerinya
Sepanjang seribu tahun lagi
Surabaya, 24 January 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar