Sabtu, 08 April 2017

WAJAH KAMPUNG SURABAYA

Berdasarkan data statistik tahun 2010,  jumlah penduduk kota surabaya mencapai 2,7 juta jiwa. Jumlah sebanyak itu menempati ruang seluas lebih kurang 350,54 kilometer persegi. Dibandingkan dengan penduduk di wilayah lain, kepadatan kota Surabaya cukup tinggi. Seperti apa kondisi ruang seluas itu dihuni penduduk sebanyak 2,9 juta jiwa?
Siang itu kebetulan saya mengantar istri. Guru TK anak saya melahirkan. Ibu-ibu hendak menjenguk bunda yang baru saja melahirkan itu. Berombongan mereka berjalan kaki dari sekolah menuju rumah guru itu.
Rumah guru itu tidak jauh. Terletak di sebuah kampung di satu sudut kota Surabaya. Dari jalan besar kami memasuki gang besar. Dari gang besar itu kemudian kami masuk lagi ke dalam gang yang lebih kecil. Semula saya menduga rumahnya berhadapan langsung dengan jalan gang kedua itu. Tapi saya keliru. Dari gang kedua yang lebih kecil itu ternyata kami masih masuk lagi ke dalam gang lagi. Seperti bermain dalam labirin, pikir saya.
Guru itu tinggal di sebuah kamar sewa berasama suaminya. Sebuah kamar berukuran kurang lebih 4x5 m. Karena kamar itu hanya terdiri dari satu kotak saja, ruangan disekat dengan sebuah lemari. Jadilah sebuah ruang tamu di bagian depan dan kamar tidur sisanya. Dapat dibayangkan bagaimana kondisinya ketika orang tua murid-muridnya berkunjung.
Karena semua yang berkunjung ibu-ibu, saya menunggu di luar sambil mengamati sekeliling. Beberapa kamar tertutup pintunya. Mungkin penghuninya sedang bekerja. Sedang beberapa kamar lain nampak ada penghuninya. Ada juga yang sedang menerima tamu.
Dari luar nampak bahwa lantai rumah dibuat lebih tinggi dari jalan. Sepertinya untuk mengantisipasi banjir. Sedang di kamar yang lantainya sejajar dengan gang nampak penghuninya menyiapkan tanggul dari kayu di pintu yang bisa dibongkar pasang. Jika hujan turun deras daerah ini memang banjir meski air tidak menggenang lama.
Di luar juga nampak bagaimana para penghuni kamar sewa berusaha beradaptasi dengan ketersediaan ruang yang ada. Karena ruang di dalam telah terbagi menjadi ruang tamu dan kamar tidur, dapur mereka berada di luar. Mereka membuat sebuah kotak kayu untuk meletakkan kompor. Kotak kayu itu dibuka apabila mereka hendak memasak lalu menutupnya lagi jika kegiatan masak-memasak sudah selesai. Cara seperti ini sepertinya banyak ditemukan di kamar-kamar sewa yang bertebaran di Surabaya.
Saya berpikir, mungkin seperti inilah wajah kota seluas 350,54 kilometer persegi yang dihuni penduduk sebanyak 2,7 juta. Di satu sisi ada wilayah-wilayah dengan tingkat kerapatan yang rendah. Misalnya saja sebuah rumah dengan halaman yang ditinggali oleh dua atau tiga keluarga besar. Tapi di sisi lain di wilayah yang kerapatannya tinggi seperti di kampung-kampung, dengan luas yang sama tempat itu ditinggali oleh delapan sampai lima belas keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar