Kamis, 03 Mei 2018

NOVEMBER. MURAM. MURUNG. PARAU


Tok! Tok! Tok!
November. Muram. Cepat waktu terlipat
Hari mendaki ke utara. Angin lembap berderap
dari samudra ke selatan ketika klik
menjepit raut-raut muram di dinding rumahnya sendiri

Tok! Tok! Tok!
Tak ada pintu untuk diketuk
November. Murung. Duka tersampuk sirap-sirap
rendah ketika palu kayu diketok
dan sol-sol baja bergerak
tegak sekaligus lurus menembus
dada-dada murung
–juga pada dadaku!

Tok! Tok! Tok!
Jerit parau berbenturan
November. Aih, suara siapakah itu
–hai, kenyangkan perutmu karena setiap detik,
kemaruk, selalu dekat kendang jantungmu:

Lirih larau manusia yang tergusur
di bulan november
Surabaya, November 2017

* Naskah ini terpilih sebagai kontributor terbaik dalam lomba cipta puisi Festival Literasi Nusantara yang diselenggarakan oleh Univrrsitas PGRI Madiun tahun 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar