Perempuan itu duduk benahi rambut
Geliat sesal naik daki kerongkongan
Ditindas goresan gincu
Berwarna merah tebal
Ada lagi kah yang datang pikirnya
Disapukannya bedak pada kulit pipi
Jam tangan rantai berwarna emas
Pakaian merah jambu tanpa lengan
Rok pendek yang terbuka
Dan mantra-mantra penjerat
Menguap sia-sia
Tinggal tersisa lelaki celaka untuk aku
Kemari hendak menawar sunyi
Kelakarnya pada sepi
Di langit punggung mendung gemetar
Hendak ditumpahkan
Beban yang ditanggungnya
Udara mengental
Merayapi puncak nisan
Berat beraroma tanah basah
Padati gelap pekuburan kota
Sebuah motor memintas
Berpacu dengan gerimis
Pukul sepuluh malam lewat
Perempuan itu mengembalikan riasannya
Mengutuk mendung di langit
Mengutuk nasib
Sunyi
Suaranya lenyap
Dijerat bisu pekuburan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar