Kuseru saja sesuatu di luar sana
Dari balik gemuruh dada
Menderu bahasa
Tanpa sukma
Istriku bertanya: “ada apa?”
Padahal tahu kerak jiwa
Mengukir gunung-gunung resah
Anakku, mendekat, berkata:
“tak boleh teriak kalau makan!”
Aku kira mengerti juga dia
Kami pun lanjutkan makan
Sementara istriku suapi anaknya
Kuselimutkan air laut
Hingga ke dagu
Supaya kawah-kawah gelisah
Tertutup dari dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar