Oleh:
Chandra Krisnawan
Di bawah lelah matahari kemarau
Daun-daun bambu diayun angin September
Leram
Bertambat lebu dan tanah
- adakah tahu sisa usiaku?
Daun-daun bambu diayun angin September
Leram
Bertambat lebu dan tanah
- adakah tahu sisa usiaku?
Aku dengar kisikanmu
Hai, buritan tua yang telah tuntas dari tunasnya,
biduk kecil yang tahu arah kemudinya,
lunas mengering yang menghitung
Hai, buritan tua yang telah tuntas dari tunasnya,
biduk kecil yang tahu arah kemudinya,
lunas mengering yang menghitung
bujur-bujur lambda menyurut:
Tiba waktuku!
Tiba waktuku!
Dari kedalaman yang lain
Pekik merambat
Pekik merambat
Merapat pula geriap
Merangkak-nyeruak dari kerak
kebisuan:
O, betapa sederhana binasa!
O, betapa sederhana binasa!
Ribuan galih kuak melapuk
Ribuan logam koyak berkarat
Masih saja aku ragu
Ribuan logam koyak berkarat
Masih saja aku ragu
Terampul kental kehampaan
Ketika gerak melaras dan
biduk daun-daun bambu
rampung membaringkan tulang-tulang
sejajarnya
sebelum angin muson barat melarutkannya
sebelum angin muson barat melarutkannya
Tinggal bilangan hambar, usia!
Surabaya, September 2018